Entri Populer

Senin, 28 Februari 2011

Tanah Air

Tanah Air


Tumpah kalbu
Darah
Jiwa. Nyala
Segala rinduku.
Tanah dan air
Nyanyian pulau-pulau
Tangis dan tawaku
Bersama ombak-ombak laut
Sukma
Bara dan apinya
nyala pada obor
Walau habis minyak
Kan terus nyala
Dengan zikirku
PadaMU jua. Dan cinta
Buat tanah air

My Diary

Hari ini saya lg merenungkan cita-cita bngsa kta mnju msyrakat adil n makmur adlh prjuangan yg panjag...
Kta tlah djjah slma 350 thun...

Namun cta-cta mulia itu blm jga trwjud...
Apa sebabny?..
Slah stu sebabny kta blum mmpu mlaksankan cra-cra mncapainya dlm bidang politik,ekonomi,hukum,pendidikan,budaya,bahkn sering mnyimpang dri ajran agma..Kta jg blum mmiliki pemimpin yg betul-betul mengabdi kpda bangsanya.Kta blum mampu merumuskn sistem n perundang-undangan yg benar n adil..Kta msih memerlukn modal moral yg besar bgi stiap pemimpin,siapa pun orangnya...Bgitu pula dri sdut keagamaan,kta hrus mlakukn tobat brsama sbg bgsa....Sadarlh BangsaKu Tercinta..Indonesia...

SIHIR DI NEGERI BANDIT

Soeparwan G. Parikesit

SIHIR DI NEGERI BANDIT

Sebuah kisah negeri kepulauan 
Seperti mencari antah dalam beras 
Sesulit mencari mutiara di lautan
Kehidupan tanpa kepastian 

Tipu daya adalah wajah mereka
Kata katanya tak dapat dipegang
Kenyataan adalah siluman
Barisan para rampok dan para garong

Lapisan masyarakatnya tak berdaya 
Bersuara dan berkata tanpa makna 
Para petinggi Jadi lingkaran dusta 
Mengolah celaka jadi bencana

Berulang ulang mimpi indah bangsa
Jadi mimpi buruk dan petaka negeri
Dua mata mereka melihat sendiri
Tanpa mata hati, tak peduli

Kekayaan dan kekuasaan dipergilirkan
Persis sulap bim salabim 
Maling semakin lantang teriak maling
Tanpa merasa bersalah, tak berpaling 

Agenda apalagi yang kau saksikan, saudaraku
Di pentas layar hitam negeri ini 
Bau busuk sampai ke negeri jiran
Kejahatan disihir jadi kebenaran 

Bandit bandit semakin berkeliaran 
Para maling pesta pora di beranda istana
Menyaksikan sepasang mata anak yatim
Sempurnalah sihir di negeri para bandit
Dari kaki gunung sampai kedasar lautan 

Oh,bangsaku
Siapakah leluhur negeri ini 
Yang senang membuat kesusahan dan kerusakan 
Berulang ulang tanpa kepalang



Bandung, 22 November 2009